Minggu, 02 Maret 2008


Bulan Pernah Terbelah ?
Sebagai seorang yang mengaku beridentitas mukmin/muslim, sudah menjadi konsekuensi logis untuk menerima apapun yang datangnya dari Allah swt, baik yang lewat Al Qur'an maupun lewat berita kenabian yang shahih. Tidak patut bagi kita untuk menolak apapun yang datang dari keduanya (Al Qur'an dan As Sunnah yang shahih) karena keduanyalah yang bisa menyelamatkan kita dari kesesatan di dunia dan yang paling mengerikan kesesatan di akhirat. tapi untuk mengimani keduanya, sebelumnya kita harus mengerti dan mengetahuai isinya terlebih dahulu, atau dengan kata lain kita harus memiliki ilmu terlebih dahulu dari keduanya. Mustahil bagi kita untuk mengimani sesuatu yang tidak kita ketahui informasinya. Kalau kita meyakini sesuatu yang kita tidak punya pengetahuan tentang hal itu, keimanan kita itu sangat lemah, akan mudah dipatahkan mudah dihapuskan dengan berbagai bujukan syaithan (pengganggu) baik dari bisikan jin maupun manusia. Yang bisa menggelincirkan kita secara sadar atau tanpa kita sadari.
Mengimani Al Qur'an dan As Sunnah yang shahih harus secara keseluruhan. Tidak boleh bagi kita untuk mengimani sebagian dan mengingkari bagian yang lain. Karena pada hakikatnya mengingkari salah satu ayat saja dari berita Al Qur'an maka itu berarti tidak percaya pada yang membuat ayat Al Qur'an itu, berarti tidak percaya juga pada yang menyampaikan ayat itu. Dan tentu hal ini merupakan kedhaliman yang besar.
Apabila kita mengimani sebagian dan mengingkari sebagian maka kita akan seperti Yahudi (zionis), mereka percaya bahwa Allah adalah yang menurunkan Taurat kepada Nabi-nabi mereka, tapi mereka tidak mengimani nabi-nabi itu. Banyak dari nabi-nabi itu yang dibunuh tanpa alasan yang hak. mereka juga percaya bahwa uzair adalah anak Allah seperti nasrani yang percaya bahwa isa adalah anak Allah. Akal yang sehat kita bisa mengatakan bahwa tidak mungkin Tuhan itu beranak dan juga tidak mungkin Allah itu beristri. Sebab beristri dan beranak adalah ciri-ciri makhluk, yang berarti bahwa Dia tidak bisa berdiri sendiri. Tidak bisa mandiri. Itu artinya Tuhan akan kesepian jika tidak ada yang menemaninya, atau tidak bisa melaksanakan "tugas ketuhanannya" bila tanpa ciptaanNya. Itu artinya apa???
Jelas disini bila Tuhan membutuhkan terhadap bantuan makhlukNya, Dia berarti memiliki kelemahan (Maha Suci Allah dari segala kelemahan). Sesuatu yang lemah tidak layak untuk disebut sebagai Tuhan. Kalau Dia saja lemah, mana mungkin Dia mampu mengatur seluruh cipataanNya ini??
Sebagai orang yang mengaku Islam harus memperacayai Seluruha ayat Al Qur'an tanpa kecuali.
Untuk itu supaya keimanan kita terus bertambah kita harus terus belajar untuk mengerti isi Al Qur'an. Karena Al Qur'an tidak ada keraguan sedikitpun padanya. Al Qur'an sebagai wahyu yang paling benar dan kebenarannya sepanjang masa telah dijamin keorisinallannya dari gangguan siapapun.
Al Qur'an diturunkan untuk di baca, dipikirkan, dan dipahami yang mendorong kita untuk mengamalkannya dan mengaplikasikanya dalam ahlak kita sehari-hari. Boleh jadi satu ayat tidak bisa dipahami dalam satu masa, tapi pasti akan terkuat misterinya pada masa yang lain. Baik pembuktiannya melalui tangan-tangan generasi Islam selanjutnya ataupun melalui tangan-tangan musuh Islam. Tapi tetap saja tidak mengurangi kebenaran dari Al Qur'an. Seperti salah satu ayat berikut ini :
Allah berfirman: "Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)".
Menurut akal, tidak mungkin bulan terbelah. Karena kenyataannya bentuk bulan kalao dilihat dari bumi tetap bulat. Tidak ada "kecacatan" yang nampak padanya bila dilihat dari bumi. Tapi itulah mukzizat Al Qur'an, bagi orang yang beriman itu tidak mustahil bila Allah menghendaki. Kita percaya atau tidak, itu tidak akan mengurangi kebenaran Al Qur'an. Tapi malah dapat menyebabkan kita tergolong orang-orang kafir (dengan mengingkari satu ayat saja kita digolongkan termasuk orang kafir). Bagi orang mukmin yang telah ditolong oleh Allah, ia akan dengan mudah menerima ayat itu tanpa keraguan sedikitpun.
Untuk orang-orang yang di dalam hatinya masih ada "penyakit" memang diperlukan suatu bukti yang sekiranya bisa dilihat oleh mata (sebagai indera yang mereka jadikan panutan, padahal mata terkadang bisa juga menipu). Untuk itu supaya penyakit dalam hati kita yang bisa menyesatkan itu hilang berikut ini ada artikel yang sebenarnya sudah "usang" tapi masih relevan untuk dibaca dan dipikirkan.
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut: Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, "Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi [Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah] mengandung mukjizat secara ilmiah ? Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjagkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu. Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?" Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: Coba belah bulan, .." Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulat itu dengan sebenar-benarnya. Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!" Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir" orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Maka mereka pun pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Maka orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?"Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dansaling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali...!!!" Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap ....sampai akhir surat Al-Qamar. Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan??" Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati." Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah... Maka aku pun bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu??? Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran. Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besardalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, " Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna". Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, "Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia. Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget danberkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya. Mereka menjawab, "Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akanhal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali". Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... Maka aku pun berguman, "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam. Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq
Semoga dari satu artikel tersebut, bisa menghilangkah seluruh penyakit hati yang selama ini bersemayam di dalam hati. Sehingga penyakit hati (dalam hal ini keraguan terhadap sebagian isi ayat Al Qur'an) menjadi sirna dan diganti oleh Allah dengan keyakinan yang mantap tanpa keraguan sedikitpun. Seperti yang terdapat dapat Al Baqarah ayat 2 yang artinya " Ini (Al Qur'an) adalah kitab, yang tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa".
Semoga bisa menambah semangat kita untuk terus mempelajari isi Al Qur'an sampai tidak ada satu ayatpun yang terlewatkan untuk kita ketahui, karena satu ayat saja yang kita lalaikan. Bisa membuat kita masuk kategori orang musrik.
Sengaja saya menulis ini saya tujukan untuk diri saya sendiri. sebagai pengingat dan penyemangat. Karena sudah hampir sepertiga dari usia saya ini saya masih belum bisa memahami Al Qur'an secara menyeluruh, karena berbagai kesibukan dunia yang fana ini yang selalu melenakan, padahal saya sudah meyakini tanpa keraguan sedikitpun bahwa dunia ini bila dibandingkan dengan akhirat sangat sedikit sekali. Sangat kecil. Tapi karena kelalaian inilah yang terus menghalangi saya untuk mengerti isi Al Qur'an secara kaffah. Semoga ada yang bisa mengambil pelajaran dari artikel ini, tanpa merasa digurui, tanpa merasa diceramahi. Tapi sebagai pengingat saja.
Wallahua'lam bisshawab..