Dulu madu di ambil langsung oleh manusia dari rumahnya (tala) yang berada di dahan-dahan pepohonan, di hutan-hutan, di atap rumah (wowong) dan tempat lainnya. Orang langsung dapat meminum dan menikmati madu tersebut tanpa berpikir panjang tentang keasliannya. Mereka yakin 100% bahwa madu yang mereka konsumsi adalah asli. Tapi sekarang sudah banyak beredar madu dipasaran dengan berbagai merek dan kemasan yang kita tidak tahu apakah madu tersebut asli atau palsu.
Masih teringat ketika kami masih di bangku kuliah fakultas peternakan Unibraw Malang, salah seorang Profesor dari jurusan Teknologi Hasil ternak (THT) menerangkan bahwa telah dilakukan penelitian untuk menguji tingkat keaslian madu dengan bahan sample berbagai merk madu yang beredar di pasaran. Hasilnya adalah tidak ada satupun dari sample yang diambil menunjukkan kriteria madu yang asli. Kami hanya terheran-heran, tapi kami punya strategi untuk mendapatkan madu yang paling tidak ‘mendekati asli’. Ya, kami membelinya langsung dari peternakan yang pernah dipakai teman-teman kami Magang, Praktek Kerja Lapangan (PKL), atau bahkan menyusun skripsi.
Malang adalah salah termasuk daerah yang mempunyai topografi bagus untuk daerah penggembalaan lebah. Bagaimana tidak, di sini banyak terdapat daerah pekebunan seperti kebun apel, hutan kaliandra, dan kelengkeng. Daerah ini juga dekat dengan daerah daeah-daerah perkebunan lainnya seperti pasuruan yang terkenal dengan perkebunan kopi, dan areal pohon randu. Malang juga berdekatan dengan Kediri yang juga daerah perkebunan atau perhutani, di sana banyak terdapat areal tanaman kaliandra dan juga rambutan. Sehingga tak heran apabila Malang merupakan salah satu sentral penghasil madu karena lokasinya yang strategis untuk menggembala lebah.
Membanjirnya madu di pasaran kadang membuat kita berpikir sejenak ketika akan membeli madu. Tapi anda jangan ragu untuk mengatakan 100% madu palsu apabila ada penjual yang menjual madu satu botol marjan (kemasan yang biasa dipakai untuk mengemas madu) dijual dengan harga Rp 10.000 - Rp 15.000. Karena harga madu yang bisa dikatakan ‘mendekati asli’ berkisar antara Rp 30.000,- sampai Rp 35.000,- per botol sirup marjan (±650 ml). Harga madu juga ditentukan oleh jenis bunga yang dikonsumsi oleh lebah. Madu bunga kelengkeng masih mempunyai tertinggi jika dibandingkan dengan madu yang berasal dari bunga lainnya.
Dari uraian di atas, kami ingin mengajak anda untuk lebih mengetahui sejarah atau cerita masyarakat seputar madu. Mereka punya cara tersendiri untuk menilai apakah madu ini asli atau palsu. Berikut keterangan singkat tentang beragam cara tersebut :
1) Batang korek api kita masukkan ke dalam larutan madu dengan waktu terserah (misalnya satu jam). Sesudah itu kita ambil dan korek tersebut kita pantikkan dengan kotak korek. Kalau korek tersebut masih bisa menyala maka madu yang kita uji adalah ‘asli’. Cara ini banyak dipakai penjual madu di pasar-pasar kaget, pasar minggu atau pasar malam. Cara ini belum teruji secara nyata karena sampai saat ini kami belum menemukan hasil penelitian yang merekomendasikan cara tersebut
2) Obyek kita adalah beberapa ekor semut. Semut-semut tersebut kita giring agar melewati larutan madu. Kita perhatikan ketika semut tersebut berjalan di atas larutan. Apabila kaki-kaki semut tersebut terjebak atau terperosok di dalam larutan madu maka keaslian madu patut diragukan. Mereka beralasan bahwa madu asli mempunyai kadar kekentalan tertentu dan hanya bisa dibuktikan dengan semut atau serangga jenis tertentu pula. Tapi ini hanya teori dan belum ada bukti ilmiah akan kebenarannya.
3) Cara ketiga ini masih menggunakan obyek semut. Madu diletakkan di dalam nampan atau tempat terbuka. Apabila dalam waktu yang singkat madu tersebut dikerumuni oleh semut-semut yang sejenis saja (satu spesies), maka madu yang kita uji adalah ‘asli’. Alasan mereka adalah bahwa madu mengandung gula asli atau murni sehingga semut mau mengkonsumsinya sebagaimana semut yang datang ke gula pasir. Sekali lagi ini hanya teori dan belum ada bukti ilmiah akan kebenaran teori ini.
4) Obyek kita adalah kuning telur. Masukkan satu buah kuning telur tanpa putihnya ke dalam setengah gelas madu. Aduk-aduklah kuning telur tersebut di dalam larutan madu. Apabila kuning telur tersebut tidak pecah alias tetap seperti wujud semula maka madu yang kita uji adalah ‘asli’. Mereka beralasan bahwa larutan madu mengandung panas sedangkan sifat dari kuning telur kalau terkena panas adalah menggumpal atau memadat. Cara ini terlihat agak masuk akal, akan tetapi sekali lagi belum ada bukti ilmiah akan kebenarannya.
5) Ada satu cara yang mungkin bisa dikatakan lebih akurat dan terpercaya di antara cara-cara di atas, yaitu dengan menggunakan alat polarimeter. Di dalam alat ini madu secara optic memutar ke kiri jika madu tersebut asli dan memutar ke kanan jika madu tersebut palsu. Tapi alat ini tergolong masih mahal dan belum tentu juga hasil ujinya. Karena uji keaslian madu banyak komponennya sedang alat ini hanya mampu memberikan bukti kepolaran dari suatu zat. Tapi tidak ada salahnya jika anda mencoba cara ini.
Lalu uji apakah yang cocok untuk mengetahui keaslian madu ? jawabnya adalah uji laboratorium. Karena dengan melihat hasil pemeriksaan nanti kita bisa melihat kandungan nutrisi yang ada dalam madu sehingga kita bisa membandingkannya dengan kriteria dari madu asli yang sudah mempunyai nilai standart.
Maksud kami mengetengahkan hal tersebut adalah untuk menjadi perhatian para akademis, praktisi atau pihak-pihak yang terkait untuk melakukan uji coba atau penelitian seberapa jauh kebenaran teori atau cara yang selama ini dipakai dan diyakini oleh masyarakat untuk menguji keaslian madu. Apabila ada di antara salah satu teori saja dari beberapa teori di atas dapat dibuktikan kebenarannya maka masyarakat kita akan sangat terbantu dalam hal mengidentifikasi keaslian madu. Masyarakat tidak perlu lagi khawatir dan was-was untuk mengkonsumsi madu. Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat untuk kita semua.*(SPt)
Sentralternak melayani pesanan Madu dengan ketentuan :
*) Minimal pemesanan 5 kg
*) Harga per kg Rp 30.000,- franco malang
*) Ongkos kirim ditanggung pemesan
Anda bisa menghubungi bagian pemasaran kami di (0341) 9127374 atau via email : sentralternak@yahoo.com
Masih teringat ketika kami masih di bangku kuliah fakultas peternakan Unibraw Malang, salah seorang Profesor dari jurusan Teknologi Hasil ternak (THT) menerangkan bahwa telah dilakukan penelitian untuk menguji tingkat keaslian madu dengan bahan sample berbagai merk madu yang beredar di pasaran. Hasilnya adalah tidak ada satupun dari sample yang diambil menunjukkan kriteria madu yang asli. Kami hanya terheran-heran, tapi kami punya strategi untuk mendapatkan madu yang paling tidak ‘mendekati asli’. Ya, kami membelinya langsung dari peternakan yang pernah dipakai teman-teman kami Magang, Praktek Kerja Lapangan (PKL), atau bahkan menyusun skripsi.
Malang adalah salah termasuk daerah yang mempunyai topografi bagus untuk daerah penggembalaan lebah. Bagaimana tidak, di sini banyak terdapat daerah pekebunan seperti kebun apel, hutan kaliandra, dan kelengkeng. Daerah ini juga dekat dengan daerah daeah-daerah perkebunan lainnya seperti pasuruan yang terkenal dengan perkebunan kopi, dan areal pohon randu. Malang juga berdekatan dengan Kediri yang juga daerah perkebunan atau perhutani, di sana banyak terdapat areal tanaman kaliandra dan juga rambutan. Sehingga tak heran apabila Malang merupakan salah satu sentral penghasil madu karena lokasinya yang strategis untuk menggembala lebah.
Membanjirnya madu di pasaran kadang membuat kita berpikir sejenak ketika akan membeli madu. Tapi anda jangan ragu untuk mengatakan 100% madu palsu apabila ada penjual yang menjual madu satu botol marjan (kemasan yang biasa dipakai untuk mengemas madu) dijual dengan harga Rp 10.000 - Rp 15.000. Karena harga madu yang bisa dikatakan ‘mendekati asli’ berkisar antara Rp 30.000,- sampai Rp 35.000,- per botol sirup marjan (±650 ml). Harga madu juga ditentukan oleh jenis bunga yang dikonsumsi oleh lebah. Madu bunga kelengkeng masih mempunyai tertinggi jika dibandingkan dengan madu yang berasal dari bunga lainnya.
Dari uraian di atas, kami ingin mengajak anda untuk lebih mengetahui sejarah atau cerita masyarakat seputar madu. Mereka punya cara tersendiri untuk menilai apakah madu ini asli atau palsu. Berikut keterangan singkat tentang beragam cara tersebut :
1) Batang korek api kita masukkan ke dalam larutan madu dengan waktu terserah (misalnya satu jam). Sesudah itu kita ambil dan korek tersebut kita pantikkan dengan kotak korek. Kalau korek tersebut masih bisa menyala maka madu yang kita uji adalah ‘asli’. Cara ini banyak dipakai penjual madu di pasar-pasar kaget, pasar minggu atau pasar malam. Cara ini belum teruji secara nyata karena sampai saat ini kami belum menemukan hasil penelitian yang merekomendasikan cara tersebut
2) Obyek kita adalah beberapa ekor semut. Semut-semut tersebut kita giring agar melewati larutan madu. Kita perhatikan ketika semut tersebut berjalan di atas larutan. Apabila kaki-kaki semut tersebut terjebak atau terperosok di dalam larutan madu maka keaslian madu patut diragukan. Mereka beralasan bahwa madu asli mempunyai kadar kekentalan tertentu dan hanya bisa dibuktikan dengan semut atau serangga jenis tertentu pula. Tapi ini hanya teori dan belum ada bukti ilmiah akan kebenarannya.
3) Cara ketiga ini masih menggunakan obyek semut. Madu diletakkan di dalam nampan atau tempat terbuka. Apabila dalam waktu yang singkat madu tersebut dikerumuni oleh semut-semut yang sejenis saja (satu spesies), maka madu yang kita uji adalah ‘asli’. Alasan mereka adalah bahwa madu mengandung gula asli atau murni sehingga semut mau mengkonsumsinya sebagaimana semut yang datang ke gula pasir. Sekali lagi ini hanya teori dan belum ada bukti ilmiah akan kebenaran teori ini.
4) Obyek kita adalah kuning telur. Masukkan satu buah kuning telur tanpa putihnya ke dalam setengah gelas madu. Aduk-aduklah kuning telur tersebut di dalam larutan madu. Apabila kuning telur tersebut tidak pecah alias tetap seperti wujud semula maka madu yang kita uji adalah ‘asli’. Mereka beralasan bahwa larutan madu mengandung panas sedangkan sifat dari kuning telur kalau terkena panas adalah menggumpal atau memadat. Cara ini terlihat agak masuk akal, akan tetapi sekali lagi belum ada bukti ilmiah akan kebenarannya.
5) Ada satu cara yang mungkin bisa dikatakan lebih akurat dan terpercaya di antara cara-cara di atas, yaitu dengan menggunakan alat polarimeter. Di dalam alat ini madu secara optic memutar ke kiri jika madu tersebut asli dan memutar ke kanan jika madu tersebut palsu. Tapi alat ini tergolong masih mahal dan belum tentu juga hasil ujinya. Karena uji keaslian madu banyak komponennya sedang alat ini hanya mampu memberikan bukti kepolaran dari suatu zat. Tapi tidak ada salahnya jika anda mencoba cara ini.
Lalu uji apakah yang cocok untuk mengetahui keaslian madu ? jawabnya adalah uji laboratorium. Karena dengan melihat hasil pemeriksaan nanti kita bisa melihat kandungan nutrisi yang ada dalam madu sehingga kita bisa membandingkannya dengan kriteria dari madu asli yang sudah mempunyai nilai standart.
Maksud kami mengetengahkan hal tersebut adalah untuk menjadi perhatian para akademis, praktisi atau pihak-pihak yang terkait untuk melakukan uji coba atau penelitian seberapa jauh kebenaran teori atau cara yang selama ini dipakai dan diyakini oleh masyarakat untuk menguji keaslian madu. Apabila ada di antara salah satu teori saja dari beberapa teori di atas dapat dibuktikan kebenarannya maka masyarakat kita akan sangat terbantu dalam hal mengidentifikasi keaslian madu. Masyarakat tidak perlu lagi khawatir dan was-was untuk mengkonsumsi madu. Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat untuk kita semua.*(SPt)
Sentralternak melayani pesanan Madu dengan ketentuan :
*) Minimal pemesanan 5 kg
*) Harga per kg Rp 30.000,- franco malang
*) Ongkos kirim ditanggung pemesan
Anda bisa menghubungi bagian pemasaran kami di (0341) 9127374 atau via email : sentralternak@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar