USAHA PEMBIBITAN TANAMAN BUAH-BUAHAN
ASPEK PRODUKSI
Pengolahan tanah dengan bajak
Tanah yang digunakan untuk usaha pembibitan tanaman buah-buahan pada wilayah ini merupakan bekas pertanaman padi, sehingga tanah harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan tanah biasanya dilakukan pada bulan Desember/Januari. Sebelum pengolahan tanah, lahan diairi terlebih dahulu agar mudah dibajak. Kemudian tanah dibajak dengan menggunakan sapi/kerbau. Pada jenis tanah ringan, pembajakan dilakukan satu kali saja, sedangkan pada tanah berat, pembajakan dilakukan dua kali dengan jangka waktu satu minggu. Setelah dibajak, tanah didiamkan selama seminggu agar air berkurang.
Pembuatan bedengan atau guludan
Dalam membuat bedengan tanah dicangkul terlebih dahulu sedalam 20-30 cm. Hal ini dimaksudkan agar tanah menjadi gembur dan rata. Bedengan yang dibuat berukuran lebar 40-50 cm dan tinggi 20 cm. Jarak antar bedengan 30-40 cm. Panjang bedengan tergantung dari luas areal kebun. Bedengan dibuat memanjang dari timur ke barat agar mendapat banyak sinar matahari. Diantara bedengan perlu dibuat parit sebagai saluran air. Lebar parit sekitar 15-20 cm, dengan kedalaman 10-20 cm. Selanjutnya di atas bedengan diberi pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos. Pupuk kandang yang diberikan sebaiknya sudah dingin atau sudah dibiarkan beberapa minggu. Pemupukan sebaiknya dilakukan satu minggu sebelum tanam
Gambar 4.2. Bedengan untuk pembibitan tanaman buah-buahan
Penanaman biji untuk batang bawah
Sebelum penanaman biji dibuat terlebih dahulu lubang tanam dengan tugal pada bedengan. Biji ditanam dalam lubang tanam dengan kedalaman ±10 cm. Setiap lubang diisi satu butir biji. Jarak tanam antar lubang sekitar 15-20 cm, dan jarak antar barisan 15-20 cm. Setelah biji ditanam, lubang ditutup kembali dengan tanah. Satu-dua minggu kemudian biji akan tumbuh dan untuk biji yang tidak tumbuh dilakukan penyulaman.
Pemeliharaan
Agar bibit okulasi nantinya bisa menjadi tanaman yang sehat, maka batang bawah sebaiknya dipelihara dengan baik. Pemeliharaan terdiri dari penyiangan, pemangkasan, pemupukan urea, pengairan dan pengendalian Hama Penyakit Tanaman (HPT). Penyiangan pertama dilakukan pada saat tinggi tanaman sekitar 20 cm dengan tangan atau dengan alat bantu cangkul/kored. Hal ini dilakukan untuk menghindari persaingan nutrisi antara tanaman dan gulma.
Pemupukan dimulai saat umur tanaman 1-2 bulan setelah penanaman biji dan dilanjutkan 1-2 bulan setelah okulasi. Urea yang diperlukan sebanyak 400 kg/ha. Pada tahap awal pemupukan buatlah alur melingkari tanaman. Garis tengah alur disesuaikan dengan lebarnya tajuk bibit. Kedalaman alur dibuat 2-3 cm. Pengairan dilakukan setiap hari apabila tidak turun hujan. Biji yang baru ditanam membutuhkan pengairan satu kali sehari, tapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara terkendali sampai tanaman siap panen atau transplanting. Jenis pestisida yang digunakan adalah acinol, colatrol dan dushband dengan jumlah total sebanyak 40 liter per ha.
Hal yang lebih penting batang bawah jangan sampai memiliki cabang di bawah ketinggian 30 cm. Cara mengatasinya dengan melakukan pemangkasan bila ada tunas yang tumbuh di bagian tersebut. Dan juga perlu dijaga agar batang tetap tegak lurus sehingga akan memudahkan pengokulasian dan akan diperoleh bentuk batang okulasi yang baik.
Okulasi
Tempel atau enten atau okulasi (bahasa Belanda) atau budding (bahasa Inggris) melibatkan menyatunya bagian-bagian tanaman dengan jalan regenerasi, yang berhasil mencapai penyatuan fisik dan tumbuh menjadi satu tanaman tunggal. Bagian yang memberi akar disebut batang bawah (rootstock) dapat berupa sepotong akar atau tanaman utuh, bagian yang ditambahkan disebut batang atas (scion atau entrijs) berupa mata tempel.
Syarat batang bawah yang siap diokulasi adalah pertumbuhan batang bawah tegak dan lurus, tinggi batang 30-50 cm, jumlah ruas 8-10 ruas untuk rambutan, 2 ruas untuk mangga dan durian dan kesehatan tanaman bebas hama dan penyakit utama. Umur dari semai 6-8 bulan. Syarat mata tempel yakni asal mata tempel pohon induk yang telah ditetapkan, varietas telah dilepas, kondisi pohon induk sehat dan bebas hama dan penyakit utama, tinggi penempelan 20-30 cm dari permukaan tanah.
Secara umum okulasi terdiri dari pengirisan batang bawah, pengambilan dan penyisipan mata, pengikatan tempelan dan pemotongan batang bawah. Waktu yang baik untuk melakukan okulasi adalah pada saat kulit batang bawah maupun batang atas muda dikelupas dari kulitnya. Saat ini terjadi pada waktu pembelahan sel dalam kambium berlangsung secara aktif. Setiap tanaman mempunyai waktu pembelahan yang berbeda, ada yang aktif di musim kemarau atau saat musim hujan.
Untuk tanaman durian, mangga dan rambutan okulasi dilakukan saat musim kemarau (Juni-Agustus). Hal ini untuk menghindari jamur/cendawan. Sebab jika okulasi dilakukan saat musim hujan maka mata tempel yang ditempel akan musnah terserang jamur/cendawan sehingga okulasi gagal. Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (± 1 cm). Dipilih mata tempel yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
Adapun urutan okulasi adalah :
- Pada batang bawah, dibuat sayatan melintang sepanjang 1 cm, dari ujung irisan melintang ini kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga mirip lidah.
- Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
- Mata tempel diambil dengan cara irisan segi empat. Besarnya kulit mata ini harus lebih kecil, karena jika ukuran kulit mata sama atau lebih besar maka okulasi akan gagal.
- Kulit mata yang telah dilepas dari kayunya, didalamnya ada kambium dan di luar ada matanya, ditempelkan pada irisan batang bawah. Setelah tempelan pas benar, kemudian diikat dengan plastik.
- Dalam waktu 2-3 minggu kemudian ikatan dibuka. Bila matanya masih hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal dan perlu dilakukan penyulaman.
Tingkat keberhasilan okulasi cukup rendah, sebagai contoh pada 100.000 bibit yang diokulasi hanya 60% saja yang tumbuh yaitu 60.000 bibit sehingga perlu dilakukan penyulaman okulasi sebanyak 40.000 bibit. Pada penyulaman ini hanya 50% yang tumbuh yaitu 20.000 bibit. Dengan demikian total tanaman yang berhasil hidup setelah okulasi (stump) adalah sebanyak 80.000 bibit atau 80%.
a. Kulit kayu batang bawah dikelupas b. Mengambil mata tempel c. Mata tempel yang bagus terdapat bintil di kulit kayu d. Tempelkan mata tempel di bagian batang bawah e. Ikat tempelan dengan plastik f. Tanaman yang berhasil diokulasi (stump)
Sumber foto : Rini Wudianto dan pribadi
Foto 4.3. Tahapan okulasi
Pemeliharaan
Pemeliharaan setelah okulasi sama dengan pemeliharaan sebelum okulasi, yaitu berupa penyiangan, pemangkasan, pemupukan urea, pengairan dan pengendalian Hama Penyakit Tanaman (HPT).
Panen/Transplanting
Panen atau transplanting dilakukan setelah stump (tanaman hasil okulasi) berumur 6-7 bulan. Panen atau transplanting dilakukan pada Desember atau Januari dan terdiri dari dua tahap yakni :
a. Pendongkeran
Pendongkeran adalah mencabut tanaman dari lapang dan dipindahkan ke karung atau keranjang (Foto 4.4.). Alat yang digunakan yaitu pendongker. Langkah-langkah pendongkeran yaitu
- Lahan yang siap dipanen diairi terlebih dahulu selama 1-2 hari. Hal ini dimaksudkan agar tanah dan tanaman mudah dicabut/diambil dan ridak hancur.
- Pendongker ditusuk/dimasukkan ke dalam tanah disekeliling tanaman sedalam kurang lebih 20 cm. Baru kemudian tanaman diangkat dan dimasukkan ke sobekan karung atau keranjang.
Foto 4.4. Cara pendongkeran atau pencabutan bibit
b. Pengangkutan
Setelah pendongkeran bibit dimasukkan ke sobekan karung atau keranjang, kemudian karung diikat dengan tali rafia agar tanah tidak jatuh dan rusak sehingga bibit dapat mati. Setelah itu bibit diangkut ke showroom dan dibiarkan selama 3-4 minggu untuk adaptasi dan mengetahui kepastian tumbuhnya baru setelah diketahui kepastian hidup bibit dapat dipasarkan
Foto 4.5. Bibit yang selesai ditransplanting kemudian di bawa ke showroom
Pemberian label
Pemberian label dilakukan oleh BPSB Denpasar Kantor Perwakilan Singaraja dan pengawasan dimulai mulai dari penanaman batang bawah hingga transplanting. Tanaman hasil okulasi (stump) yang siap dilabel yaitu jumlah cabang tunas mata tempel minimum satu jumlah daun pada mata tempel pasca aklimatisasi 8 helai, panjang tunas mata tempel (minimum) dan atau jumlah ruas pada tunas mata tempel yakni 30-40 cm /2 ruas, kondisi fisik bibit sehat bebas hama dan penyakit utama, umur bibit sejak penempelan (minimum) 6 bulan. Pemberian label dapat dilihat pada lampiran 15.
Gambar 4.6. Contoh label benih yang digunakan penangkar pada bibit mangga Lalijiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar