Minggu, 30 Januari 2011

Meraup Untung dari Usaha Lebah Madu

www.sentralternak.com, Terilhami oleh dua ayat dalam kitab suci Al-Qur’an surat An-Nahl (lebah) ayat 68-69 yang artinya “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah : “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”. Kami menulis sebuah artikel yang mudah-mudahan bisa menjadi ide baru dalam menciptakan peluang usaha. Semoga bermanfaat

Banyak untungnya membudidayakan lebah madu. Selain untuk memenuhi permintaan dalam negeri, ternyata peluang ekspornya pun lumayan besar. Berbisnis lebah madu memang sedang ngetren di sejumlah sentra peternakan lebah di negeri ini. Sehingga tak salah kalau kami punya ungkapan manisnya madu semua orang pada tahu tapi manisnya bisnis madu belum tentu semua orang tahu.
Keunggulan khasiat madu memang tak perlu disangsikan lagi. Sebagai makanan bergizi tinggi, madu bahkan sudah diketahui sejak zaman Mesir dan Yunani Kuno. Di zaman Mesir kuno, larutan madu juga dimanfaatkan sebagai zat pengawet daging binatang buruan dan mumi raja-raja Fir’aun. Madu juga diyakini dapat memperpanjang umur orang yang mengonsumsinya. Manfaat lain dari madu adalah racun sengatnya ternyata bisa untuk pengobatan berbagai penyakit. Di Cina, lebah juga dimanfaatkan oleh perkebunan untuk membantu proses penyerbukan tanaman tertentu.
Produk sampingan dari lebah selain madu adalah royal jelly (susu ratu) yang di manfaatkan untuk menjaga stamina dan penyembuhan penyakit, sebagai bahan campuran kosmetika, bahan campuran obat-obatan. Bee pollen (tepung sari) dimanfaatkan untuk campuran bahan obat-obatan. Lilin lebah (malam) dimanfaatkan untuk industri farmasi dan kosmetika sebagai pelengkap bahan campuran. Dan propolis (perekat lebah) yang dipercaya untuk penyembuhan luka, penyakit kulit dan membunuh virus influenza.
Jenis lebah madu
Ada beragam jenis lebah madu yang layak dibudidayakan, tapi yang pupuler diternakkan di antaranya lebah hutan (Apis dorsata), lebah lokal (Apis cerana), dan lebah unggul (Apis mellifera). Yang lebih disukai oleh peternak adalah jenis lebah unggul yaitu Apis mellifera. Jenis ini diyakini memiliki kelebihan antara lain daya adaptasi lebih tinggi, produksi madu yang dihasilkan lebih banyak dan juga lebih jinak. Namun ada juga kekurangannya yaitu lebah jenis ini (Apis mellifera) lebih peka terhadap tungau Varroa. Untuk mendapatkannya anda bisa mendatangi unit perlebahan di dinas peternakan setempat, Apriari yang sudah ternama atau juga bisa memesannya pada kami.
Lokasi
Alam Indoensia sebenarnya masih sangat potensial untuk dimanfaatkan beternak lebah. Hutan yang masih terhampar, areal perkebunanan yang membentang, kawasan perhutani, areal perkebunan bunga adalah lahan subur untuk beternak lebah. Idealnya adalah lahan perkebunan atau taman bunga seperti perkebunan kopi, karet, mangga, randu, kaliandra, kelengkeng, juwet, apel, dan rambutan. Jenis pohon tersebut akan berbunga banyak dan dalam waktu yang relatif lama. Tidak usah membeli perkebunan, cukup dengan menyewa lahan tersebut sampai musim bunga tanaman tersebut selesai sehingga akan dihasilkan madu berdasarkan spesifikasi jenis bunga tertentu.
Lahan potensial untuk beternak lebah terutama di Pulau Jawa (Kediri, Malang, Pasuruan, Mojokerto) karena masih kaya akan kawasan hutan dan perkebunan. Bagi mereka yang berminat, tak perlu modal besar untuk membeli lahan perkebunan, tapi cukup dengan menyewanya. Biaya sewa lahan tergantung masing-masing pemilik. Ada lahan yang disewakan tanpa pengamanan dan ada lahan yang disewakan dengan pengamanan. Tentu lahan yang disewakan dengan pengamanan lebih mahal karena kita tidak perlu tidur di areal perkebunan atau hutan untuk menjaga stup-stup lebah kita.
Modal investasi
Hampir semua orang dalam hal membuka usaha baru terbentur dengan modal. Mungkin jarang yang memikirkan bagaimana kalau usaha tanpa modal atau sedikit modal dan berhasil. Membuka usaha perlebahan tidak sama dengan membuka usaha di bidang perunggasan seperti ternak ayam, itik, puyuh atau bahkan ternak ruminansia seperti sapi potong, sapi perah, kambing, kerbau dll. Beternak lebah tidak membutuhkan lahan yang luas, kandang dengan biaya investasi besar, biaya pakan, obat-obatan atau kesehatan.
Mungkin kami menyebut jenis usaha peternakan lebah adalah flying system. Artinya, usaha ini tidak punya lahan atau lokasi yang tetap. Mengapa? Karena kehidupan ternak ini mengikuti musim berbunga tanaman tertentu sehingga lokasi peternakannya pun berpindah-pindah. Karenanya tidak membutuhkan modal lahan untuk pembuatan kandang dan juga biaya pakan. Cukup menyewa atau nitip dengan system bagi hasil dengan pengelola perkebunan, dinas perhutani atau petani bunga selama musim bunga.
Modal yang diperlukan untuk memulai bisnis ini terdiri dari dua modal yaitu modal investasi dan modal kerja. Modal investasi (dana) yang diperlukan untuk memulai bisnis yang satu ini juga relatif murah. Dengan hanya sekitar Rp 200.000 – Rp 500.000 (tergantung jenis lebahnya) kita sudah mendapatkan satu kotak lebah madu yang berisi empat sisir (sarang). Satu kotak berisi satu ratu lebah dan lebih kurang 10.000 ekor lebah pekerja.
Tak perlu keahlian khusus
Biasanya jenis usaha tertentu membutuhkan keahlian khusus untuk perawatannya dan tidak semua orang mampu menanganinya. Tapi tidak halnya dengan bidang perlebahan. Sektor usaha ini tidak membutuhkan keahlian khusus sehingga semua orang bisa mengusahakannya. Kalau kita menengok sejarah perlebahan, sebenarnya cara beternak lebah sudah dikenal orang sejak zaman dulu. Orang dahulu cara beternak lebah dengan sistem menetap. Ada yang memindahkan koloni lebah liar ke dalam atap rumahnya, ada yang cukup dengan menggantung gelodok yang hanya terbuat dari batang pohon kelapa di pepohonan sekitar rumah atau hutan. Akan tetapi dengan semakin menipisnya jumlah ketersediaan pakan maka para peternak lebah mempunyai cara baru yaitu menggembalakan atau angon. Sistem angon diyakini lebih menguntungkan daripada sistem menetap. Mengapa ? karena dengan sistem menetap, petani paling bisa memanen madu 2-3 dalam setahun dan jumlahnya pun sedikit. Sedangkan dengan sistem angon, lebah bisa dipanen satu bahkan dua kali dalam sebulan.
Pemasaran
Madu disukai oleh semua orang, dari balita sampai orang tua. Akan tetapi sedikit dari mereka yang kesulitan untuk mendapatkan produk ini terutama yang terjamin keasliannya. Jumlah produksinya yang masih di bawah jumlah permintaan adalah sebuah peluang usaha di bidang pemasaran. Peluang untuk memasarkan produk ini cukup tinggi mengingat jumlah produksi yang masih sedikit ditambah dengan jumlah permintaan yang tinggi.
Produk lebah terutama madu tidak susah untuk memasarkannya. Cukup dengan memasang papan nama di depan rumah atau nitip ke toko-toko buku terutama toko buku agama, apotek, toko jamu, swalayan, produk ini akan laris terjual. Dengan tetap konsisten menjaga prinsip kejujuran dan kwalitas madu kami yakin kita akan mampu bersaing. Konsumen lebih percaya madu tanpa label dan langsung membelinya dari peternak daripada membeli ke toko. Menjual madu dalam kemasan (botol atau sachet) akan lebih menguntungkan daripada menjual madu dalam bentuk curah
Dari berbagai jenis madu yang paling laku dipasaran adalah madu randu dan kaliandra. Karena madu ini disamping rasanya enak juga harganya pun relative murah. Hampir semua jenis madu ini bisa dikonsumsi semua kalangan, dari balita sampai kakek-nenek. Sedangkan madu yang paling mahal sepanjang pengetahuan kami adalah madu yang berasal dari bunga klengkeng karena hasil panennya relatif lebih sedikit dan rasanya lebih enak.
Dari gambaran di atas beternak lebah madu masih memiliki prospek yang cerah, karena kebutuhan madu dalam negeri sampai saat ini masih belum tercukupi, biaya produksi yang relatif murah, tatalaksana pemeliharaan yang mudah, kondisi lingkungan yang mendukung, harga produk lebah yang tinggi merupakan peluang emas yang perlu ditangkap dan coba untuk praktekkan.
Syarat agar bisa berhasil dan sukses dalam bisnis ini adalah dengan mempelajari ilmunya kemudian menerapkan pengetahuan tersebut dengan disertai sedikit inovasi dan kreasi. Dengan mengedepankan prinsip kejujuran dan tidak lupa untuk selalu berdoa kepada Allah swt, yakinlah usaha kita akan berhasil dan sukses. Semoga bermanfaat. *(SPt)
Anda bisa mengcopy isi artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com

Tidak ada komentar: